Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 2 Juni 2013, 20:04 WIB

KOMPAS.com -  Kita semua pasti mengenal batik. Namun benarkah Anda benar-benar mengenal batik sampai akar-akarnya, atau hanya sekadar tahu busana yang terbuat dari batik?

Presenter dan penyiar radio yang kini menjadi desainer batik, Iwet Ramadhan, mengungkapkan bahwa kebanyakan orang hanya tahu batik sebatas busana saja. Sedangkan sejarah, teknik pembuatan, serta makna di balik motif batik masih banyak yang belum dimengerti. Gemas dengan kenyataan ini, Iwet pun terinspirasi untuk menuliskan semua informasi di balik sehelai kain batik dalam sebuah buku yang diberinya judul Cerita Batik.

"Nggak semua orang tahu tentang cerita pembuatan batik, padahal yang harus dilestarikan bukan hanya kain batiknya saja, tapi juga semua cerita di balik pembuatannya," ungkap Iwet, saat peluncuran buku Cerita Batik di Kuningan City, Jakarta, Jumat (31/5/2013) lalu.

Menurut Iwet, buku ini berisi tentang semua hal tentang batik, dari pengertian, sejarah, proses pembuatan, makna motif, beda batik print, cap, dan tulis, hingga cara perawatan yang benar. Tak cuma itu, buku ini juga memuat cerita para pembatik termasuk kisah sedih karena kurangnya minat kaum muda untuk meneruskan tradisi membatik.

Untuk mengumpulkan informasi tentang batik ini, Iwet membutuhkan penelitian selama dua tahun. Survei ini dilakukan ke berbagai kota di Indonesia, seperti Pekalongan, Solo, termasuk ke lingkungan Keraton Yogyakarta.

Melalui buku batik ini, Iwet berharap agar generasi muda bisa lebih mengenal sejarah, teknik pembuatan, dan arti di balik motifnya sehingga bisa lebih bangga saat menggunakan busana batik.

"Ketika mereka (pengguna batik) tahu arti motifnya, mereka bisa tahu apa harapan yang terkandung di dalamnya, dan tidak salah pakai. Misalnya, motif yang melambangkan dukacita malah dipakai ke acara pesta. Selain itu juga, banyak pejabat yang menggunakan batik motif sekar jagad yang melambangkan kebijaksanaan dan kewibawaan, sementara mereka banyak yang korupsi," katanya.

Agar peluncuran buku batik ini juga diminati semua kalangan, Iwet akan mempromosikan buku ini ke empat kota seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. Untuk semakin menarik minat anak muda, Iwet juga akan mengadakan kelas batik di mal-mal kota tersebut.

"Ini mengikuti kebiasaan anak muda yang gemar main ke mal. Jadi ketika ikut kelas batik di mal mereka bisa tetap eksis di media sosial sambil melestarikan budaya," harapnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau